Ada Apa Dengan Geografi

 



Ketika mendengar kata geografi, seringkali pikiran yang muncul adalah nama-nama negara di dunia beserta ibu kotanya, lautan, sungai, gunung, atau daratan yang ditemui di peta. Kenyataannya, keilmuan geografi lebih dari itu lho. Geografi adalah studi ilmiah tentang bumi dan merupakan salah satu disiplin asli bersama dengan filsafat dalam mencoba memahami dunia tempat manusia hidup.


Sebentar..sebentar.. aduh bahasanya bisa “dibumikan” sedikit gak? Bukannya kita lagi ngomongin “ilmu kebumian”?

Eh..ehm.. baiklaah. Mari kita ulangi.



Jadi.. geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluruh dalam tataran geosfer. Nah, geosfer ini adalah objek kajian dari keilmuan geografi. Geosfer diartikan sebagai lapisan bumi yang meliputi seluruh komponen fisik dan non-fisik yang ada di permukaan bumi. Komponen fisik meliputi atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, pedosfer, sedangkan komponen non-fisik adalah antroposfer.

Sederhananya, dalam geografi kita belajar tentang karakter dan organisasi permukaan bumi yang berkembang. Kita belajar bagaimana, mengapa, dan di mana aktivitas manusia dan alam terjadi, dan bagaimana aktivitas tersebut saling berhubungan. Dengan kata lain, mempelajari dunia secara spasial dan mencari interkoneksi antara lingkungan fisik dan budaya.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang geografi, mari kita anggap geografi memiliki dua sisi. Satu sisi, yang dapat kita sebut dengan geografi regional, berkaitan dengan bagaimana permukaan bumi dibedakan menjadi tempat-tempat yang unik.


Mari kita ambil contoh suatu daerah, Kota Agats Kota Seribu Papan di Papua.

Apa yang membuat Agats unik? Apakah bentangalam yang menarik wisatawan untuk berkunjung? Apakah karena kota ini dibangun di atas pondasi unik, papan yang kemudian disempurnakan dalam bentuk beton?

Faktanya, atribut-atribut ini berkontribusi menjadikan Agats sebagai tempat yang unik. Meskipun unik, proses ekonomi misalnya, membentuknya tidak demikian.

Dengan menemukan, memahami, dan memodelkan proses yang membedakan permukaan bumi menjadi beberapa kawasan, inilah sisi lain dari geografi yang dapat kita istilahkan dengan geografi sistematik.

Mengapa harga bahan pangan seperti sayur dan buah mahal di Agats? Dan juga mengapa harga semen lebih tinggi di Agats? Ini adalah contoh prinsip sederhana geografi ekonomi—bahwa harga sudah termasuk biaya transportasi dan jika menempuh jarak yang lebih jauh, biasanya harganya menjadi lebih mahal.

Dalam geografi, kita mempelajari integrasi dari karakteristik yang mendefinisikan suatu tempat dan hubungan antar tempat, dan mengadopsi perspektif-perspektif unik untuk menganalisis dunia dan fenomena manusia dan alamnya.

Perspektif unik geografi yang pertama adalah sudut pandang spasial. Geograf tidak hanya tertarik pada bagaimana sesuatu terjadi, tetapi juga di mana hal itu terjadi dan bagaimana hal itu terkait dengan kejadian lain dalam jarak dekat maupun jauh.

Sudut pandang spasial berfokus pada tiga tingkatan. Pertama, tingkat tempat, geograf mempelajari bagaimana proses terintegrasi di satu lokasi atau dalam satu wilayah. Misalnya, seorang ahli geografi fisik dapat mempelajari ekologi, iklim, dan tanah pada suatu kawasan taman nasional. Kedua, tingkat ruang, geograf melihat bagaimana tempat saling bergantung. Seorang ahli geografi ekonomi dapat meneliti bagaimana arus barang, informasi, atau uang menghubungkan kota-kota yang memiliki ukuran berbeda dan pada jarak yang berbeda.

Ketiga, geograf juga melihat aktivitas manusia dan alam pada skala yang berbeda, dan terkadang memperbesar untuk melihat dari dekat sesuatu yang kecil, atau mundur untuk melihat sesuatu yang besar. Seringkali, apa yang terlihat penting pada satu skala kurang penting pada skala lainnya.

Perspektif geografi yang kedua adalah sintesis. Para geograf sangat tertarik untuk menyatukan ide-ide dari berbagai bidang dan menyusunnya dengan cara baru—suatu proses yang disebut sintesis. Yang menarik bagi geograf adalah studi yang menghubungkan bidang studi konvensional. Misalnya dalam geografi fisik, seorang biogeografer dapat menyelidiki bagaimana vegetasi tepi sungai dapat memengaruhi aliran banjir sungai, sehingga menggabungkan subbidang geografi fisik ekologi dan hidrologi. Lainnya seperti pada hubungan antara proses lingkungan dan aktivitas manusia yang juga merupakan subjek sintesis geografis. Misalnya, bidang studi klasik dalam geografi adalah persepsi bahaya/hazard: Mengapa orang membangun rumah di tepi sungai atau pantai padahal hanya masalah waktu sebelum banjir atau badai akan menghanyutkan rumah mereka?Di sini, geografi mempelajari interaksi hidrologi dengan persepsi dan pembelajaran kognitif.

Perspektif geografi yang ketiga adalah representasi geografis. Di sini, geograf mengembangkan dan menyempurnakan alat untuk merepresentasikan dan memanipulasi informasi secara spasial. Kartografi —seni dan ilmu membuat dan menggambar peta— adalah subbidang geografi yang berfokus pada tampilan visual hubungan spasial.

Tampilan visual juga mencakup penginderaan jauh —memperoleh gambar Bumi dari pesawat terbang atau pesawat ruang angkasa dan menyempurnakannya untuk menampilkan informasi spasial dengan lebih baik. Deskripsi verbal yang menggunakan kekuatan tulisan atau kata-kata digunakan untuk menjelaskan fenomena geografis. Model matematika dan statistik terapan digunakan untuk memprediksi bagaimana suatu fenomena bervariasi dalam ruang dan waktu. Kemudian, dalam sistem informasi geografis mampu menyimpan, memanipulasi dan menampilkan informasi spasial dengan cara yang sangat fleksibel. Terakhir, representasi kognitif mengacu pada hubungan spasial seperti yang disimpan dalam otak manusia —pemetaan mental ruang nyata ke dalam ruang subyektif yang dialami orang.

Secara bersama-sama, perspektif sudut pandang, sintesis, dan representasi geografis mendefinisikan geografi sebagai disiplin unik yang berfokus pada bagaimana pola alam dan manusia dari bentangalam fisik dan budaya Bumi berubah dan berinteraksi dalam ruang dan waktu.

Bagaimana aplikasinya dalam dunia kita sehari-hari?

Seperti yang sudah dituliskan di atas, dapat dikatakan geografi mempelajari aspek fisik dan budaya. Selain disebut sebagai "ilmu induk", beberapa pendapat mengatakan bahwa mempelajari geografi layaknya "selebar satu mil dan sedalam satu inci" karena banyak hal yang harus dipelajari dan diketahui mengenai kondisi fisik-lingkungan, atau budaya, tetapi mungkin saja tidak mendalami disiplin ilmu tersebut. Karena begitu banyaknya disiplin ilmu yang bercabang dari geografi, geograf harus menemukan fokus, penekanan, dan kedalamannya sendiri.

Misalnya pada geografi fisik yang berfokus pada kondisi dan peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, seperti asal-usul alam dan proses pembentukan bumi, cuaca, iklim dan perubahan iklim, bentuk lahan, pencemaran lingkungan, proses sungai, dan banyak lagi. Lainnya, pada geografi budaya menekankan upaya manusia seperti populasi, bahasa, agama, budaya dan etnis, ekonomi dan pembangunan, geopolitik, studi kebencanaan, perencanaan wilayah, dan banyak lagi.

Pada akhirnya, seluruh profesi geografi difokuskan pada distribusi spasial atau penataan dunia fisik dan budaya. Salah satu kekuatan dan kontribusi terbesar disiplin ilmu pengetahuan dan masyarakat adalah studi mengenai keterkaitan antara elemen fisik dan budaya dari lingkungan bumi. Contohnya pada keterkaitan sistem sungai dan tanah, atau antara iklim dan ekosistem, atau bahkan hubungan antara deforestasi, kepunahan spesies, pertumbuhan populasi, dan masalah kemiskinan, dan keterkaitan geomorfologi dengan mitigasi bencana. Keterkaitan semua bidang geografi seringkali membutuhkan seorang geograf untuk berlatih dan mempelajari bahasan geografi fisik dan budaya. Bahkan, mungkin kekuatan terbesar dari disiplin ilmu geografi adalah kemampuan untuk mempelajari dunia secara spasial dan mencari interkoneksi antara lingkungan fisik dan budaya.   


 



Sumber: Strahler, Alan. 2013. Introducing Physical Geography: Sixth Edition. Wiley: New Jersey


Comments

Popular Posts